content top

Search

Minggu, 27 Februari 2011

Ke Jakarta, Ribuan Bonek Juga Siap Revolusi PSSI


Turut merasa kecewa atas kepemimpinan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) suporter tim Persebaya Surabaya, Bondo Nekad atau biasa disapa 'Bonek' juga menggeruduk kantor PSSI di Gelora Bung karno, Senayan, Jakarta semalam (Kamis, 24/2).

Ribuan Bonek yang tiba di Jakarta menggunakan kereta api ini langsung bergabung dengan suporter sepakbola lainnya yang sejak beberapa hari lalu sudah berkumpul di kawasan Gelora Bung Karno.

Sambil menyanyikan lagu kecaman terhadap mantan tersangka dalam kasus penyelundupan gula impor dan dugaan korupsi dalam distribusi minyak goreng tersebut, pasukan Bonek ini juga menggelar orasi yang meminta Nurdin Halid mundur dari posisi Ketua Umum yang sudah didudukinya sejak tahun 2003 lalu.

Selain itu, massa yang identik dengan atribut berwarna hijau ini juga mengecek gembok yang dipasang para demonstran di pintu masuk kantor PSSI, agar para pengurusnya tidak bisa masuk.

Hingga saat ini, Bonek dan para suporter lainnya masih berkumpul di depan kantor PSSI untuk menuntut revolusi induk sepakbola tanah air yang belum pernah berprestasi selama dipimpin Nurdin Halid.

Rabu, 23 Februari 2011

Revolusi Libya, Sekuat Apakah Muammar Gaddafi?


Dibandingkan presiden Tunisia, Mesir atau Yaman, kekuasaan Muammar Gaddafi di Libya jauh lebih panjang. Gaddafi berkuasa sejak ia berhasil melakukan kudeta di Libya pada tahun 1969 hingga hari ini.

Gaddafi belum menunjukkan tanda-tanda untuk "mengalah" pada tuntutan rakyatnya, meski korban sudah berjatuhan. Penguasa Libya yang "nyentrik" itu tidak segan-segan mengerahkan pasukan militernya untuk meredam aksi protes. Bahkan, ia kabarnya memerintahkan para pilot pesawat tempurnya untuk menembaki demonstran antipemerintah.

Jumlah korban tewas dalam ketegangan politik di Libya sudah mencapai 400 orang dan ribuan pengunjuk rasa lainnya mengalami luka-luka. Gaddafi pun mulai kehilangan dukungan dari dalam pemerintahannya sendiri. Duta Besar Libya di Malaysia, mengutuk tindakan represif pasukan Gaddafi dan menyebutnya sebagai pembantaian terhadap Libya. Sementara Dubes Libya di India, dilaporkan mengundurkan diri setelah mendengar Gaddafi mengerahkan pesawat tempur untuk menembaki para demonstran.

Sedemikian nekatkah Gaddafi menghadapi aksi protes rakyatnya sendiri? Analis Timur Tengah, Zvi Bar'el dalam analisanya di surat kabar Haaretz menyatakan, menumbangkan Gaddafi tidak semudah menumbangkan presiden Mesir atau Tunisia.

Ia menulis, sejak berkuasa di Libya, Gaddafi tidak pernah menyebut dirinya sebagai "presiden atau jenderal". Ia selalu menegaskan bahwa kekuasaannya merupakan hasil konsensus umum, atas dasar persaudaraan, setelah kudeta tahun 1969. Dan dengan alasan "persaudaraan" itu, Gaddafi tidak memberi ruang bagi aksi-aksi unjuk rasa dan perubahan rezim di Libya. Aksi-aksi semacam itu dianggap pemberontakan dan pengkhianatan terhadap "saudara yang lebih tua."

Perekonomian Libya relatif stabil dengan pendapatan per kapita setiap tahunnya sekitar 14.000 dollar AS. Gaddafi melakukan investasi di industri manufaktur dan menyerahkan investasi itu hanya pada kroni-kroninya. Sebagai imba balik, Qaddari hanya meminta kroni-kroninya "patuh secara total" pada pemerintahan dan kekuasaannya.

Itulah sebabnya, Gaddafi melihat aksi protes rakyat sebagai "pengkhianatan" yang tidak bisa diselesaikan dengan cara dialog atau pemindahan kekuasaan pada pihak lain karena Muammar Gaddafi-lah sesungguhnya rezim Libya itu sendiri. Institusi pemerintahan dan parlemen di Libya sudah lama mandul. Tak heran jika organisasi-organisasi hak asasi manusia menyebut Libya sebagai negara yang paling buruk di dunia dalam hal hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya.

Posisi Gaddafi semakin tak tergoyahkan menyusul pulihnya hubungan bilateral Libya dengan AS, setelah AS menghapus Libya dari dari daftar teroris pada tahun 2007. Tahun 2008, pemerintahan Gaddafi membayar uang kompensasi sebesar 1,4 miliar dollar pada AS, untuk dibagikan bagi para korban aksi-aksi teror yang selama ini dituduhkan AS pada Libya. Sejak itulah, AS mulai kembali "ikut campur" di Libya. Alih-alih mengklaim sebagai negara yang ingin menegakkan demokrasi, AS malah mendukung pemerintahan Gaddafi yang tidak demokratis. AS bahkan bersikap lunak terhadap tindakan represif Gaddafi pada para demonstran. Berbeda dengan kecaman keras AS terhadap tindakan represif Husni Mubarak, saat revolusi Mesir.

Gaddafi juga mengamankan posisinya dengan memberikan jabatan penting pada anak-anaknya sendiri. Anak Gaddafi yang bernama Muttasim, ditunjuk sebagai penasehat keamanan dalam negeri. Anak Gadddafi lainnya, yaitu Khamis ditunjuk sebagai komandan militer senior yang mengepalai Brigade Khamis--salah satu pasukan elit Libya yang sangat terlatih, Saadi ditunjuk sebagai pejabat pemerintahan senior dan Saif al-Islam ditunjuk sebagai kepala kebijakan dan urusan luar negeri Libya.

Sulit diprediksi akan seperti apa akhir dari revolusi rakyat Libya, meski kabar yang beredar menyebutkan bahwa sejumlah komandan batalion angkatan bersenjata Libya mulai berpihak pada rakyat yang melakukan unjuk rasa, termasuk munculnya sosok putera dari pahlawan nasional Libya, Omar Al-Mukhtar yang ikut turun bersama para demontsran dan mendorong kelompok etnis dan politisi di Libya untuk menumbangkan Gaddafi.

Situasi di Libya tidak sama dengan di Tunisia atau Mesir, dimana partai-partai politik, militer dan institusi sipil berfungsi dengan baik. Di Libya, konstitusi disusun berdasarkan apa yang disebut sebagai "Buku Hijau Gaddafi." Di Libya, juga tidak ada partai politik dan tidak ada gerakan Islam yang cukup kuat. Hanya Gaddafi, satu-satunya kekuatan yang mengendalikan militer, institusi pemerintah bahkan kelompok-kelompok etnis yang ada di negeri itu.

Ahmad Bustomi


Ahmad Bustomi (lahir di Jombang, Jawa Timur, 13 Juni 1985) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Arema Indonesia di Liga Super Indonesia, sebelum di Arema ia bermain untuk Persema Malang dan Persikoba Batu yang juga salah satu tim dari daerah di Malang Raya. Saat memperkuat Persema, nama Tomi masuk dalam skuad Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina.

Dalam buku program “Garuda Merah Garuda Putih” Bustomi mengaku banyak belajar dari Danurwindo, mantan pelatihnya di Persema Malang. Saat ia menjadi penggawa Tim nasional sepak bola indonesia di ajang Piala AFF 2010 asuhan Alfred Riedl. Dia biasa berposisi sebagai Midfielder. Tentang pemain idolanya, Tomi menyebut satu nama, Bima Sakti Tukiman. Kita tahu, Bima Sakti pernah jadi gelandang Timnas pada era Kurniawan Dwi Yulianto dkk. Dia terkenal memiliki tendangan kencang dan akurat. Tomi bersahabat dengan Bima kala keduanya bermain di Persema.

Karir Klub :
Cimot atau Tomi nama panggilan sehari-hari Bustomi, mulai mengenal sepakbola waktu ia masih duduk di bangku SD. Ia pun mendaftar di SSB Unibraw 82, sebuah SSB yang dibawah naungan Universitas Brawijaya. Di suatu turnamen pemandu bakat melihat potensi besar pada Tomi remaja akhirnya ia terjaring dalam seleksi, dan masuk dalam tim Persema Jr U-18. Dua musim pun ia jalani bersama Persema Jr di Kompetisi Liga Remaja Piala Soeratin U-18, di Persema U-18 ia dipercaya sebagai Kapten kesebelesan. Tahun 2004 awal mula ia mengawali sebagai pemain profesional, setelah ia menjadi bagian dari tim Persikoba Batu. 2005 ia memperkuat tim Persema Malang bersama Pitono dan Abdi Gusti pemain seangkatan di Persema U-18 yang saat itu diarsiteki oleh Danurwindo. Musim 2008 ia menyebrang ke tim se-kota Arema Malang, dan di musim kompetisi 2009-2010 membawa Arema Indonesia menjadi juara Liga Super Indonesia dan runner up Piala Indonesia.

Karir Timnas Indonesia :
Tomi masuk dalam skuad Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina. Di Belanda diasuh oleh Foppe de Haan dan Bambang Nurdiansyah serta Ivan Kolev di Argentina. Di Timnas U-23 ia jalani pada tahun 2006 hingga 2007. Debutnya bersama Tim nasional sepak bola Indonesia ketika timnas Indonesia berhadapan dengan Uruguay 8 Oktober 2010 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kamis, 03 Februari 2011

Nexus Dock

NEXUS DOCK


Nexus adalah Dock yang membuat bekerja dengan beberapa aplikasi menjadi sangat mudah, dan bahkan terasa lebih menyenangkan. Download Disini


ShoutMix chat widget
Blimbing, Dolopo, Madiun
content top