Berita tewasnya pemimpin jaringan al-Qaeda, Osama bin Laden, saat diserbu pasukan khusus AS, Navy Seal, di Pakistan, menghiasi seluruh pemberitaan media di seluruh dunia.
Pertanyaan besarnya adalah, benarkah Osama bin Laden tewas? Terdapat beberapa kejanggalan yang patut dicermati terkait berita tewasnya gembong al-Qaeda tersebut.
Bukan kali pertama Osama bin Laden diberitakan tewas. Seorang pejabat Taliban yang tidak mau disebutkan namanya pernah menyatakan bahwa dirinya telah menghadiri pemakaman Osama di Tora Bora pada 17 Mei 2010. Dia menyebutkan setidaknya 30 pejuang Taliban, kerabat dan para rekan dekat Osama menghadiri upacara pemakaman. Selanjutnya ditegaskan bahwa sangat sulit melacak kembali makam Osama, karena sesuai tradisi Wahabi, makam seorang muslim tidak boleh memiliki ciri atau bangunan apa pun.
Osama meninggal karena komplikasi paru-paru, sebagian menyebutkan dia menderita Hepatitis C. CNN dan BBC menyebutkan Osama menderita diabetes, tekanan darah rendah dan terluka di kakinya. “Dia kekurangan cairan, dan sakit ginjal.” Kabar meninggalnya Osama pun ditegaskan oleh Presiden Pakistan waktu itu, Pervez Musharraf. Ia diduga meninggal pada bulan Desember 2001.
Bahkan pihak intelijen Israel, Mossad, turut memastikan kematian Osama bin Laden sembari menegaskan pewaris Al Qaeda telah dipilih untuk meneruskan teror. Karenanya, Intelijen Israel menyatakan berbagai surat atau video (yang kebanyakan berisikan suara tanpa gambar) dari Osama yang dipublikasikan diyakini adalah palsu atau bukan dibuat Osama.
Lalu kenapa Osama bin Laden kerap diberitakan meninggal oleh para pihak yang notabene merupakan musuh besarnya? Siapa yang diuntungkan dari berita kematian Osama?
Berita kematian Osama bin Laden sontak disambut dengan menguatnya mata uang dollar AS, naiknya berbagai saham berbau Amerika di berbagai indeks bursa dunia serta turunnya harga minyak. Banyak warga AS yang merayakan kegembiraan serta meneriakkan slogan betapa bangganya mereka sebagai warga Amerika.
Obama menjadi presiden AS di saat yang tidak tepat. Menggunungnya utang pemerintah federal warisan dari pendahulunya, mantan presiden George W Bush, akibat biaya perang melawan terorisme di Afghanistan dan Irak serta belahan dunia lainnya, membuat presiden kulit hitam pertama AS itu "kewalahan" menata perekonomian Amerika Serikat.
Imbasnya adalah, turunnya popularitas Obama di mata para pemilihnya. Menjelang pemilu presiden AS beberapa waktu mendatang, diperlukan "bahan bakar" kampanye terkuat untuk mendorong popularitas Obama kembali ke puncak kejayaannya.
Osama bin Laden adalah produk kampanye yang memiliki nilai amat tinggi di kalangan warga AS. Berita kematiannya, yang diumumkan langsung dari mulut presiden Obama, membuat warga AS kegirangan. Otomatis, popularitas Obama meroket.
Barack Obama meraih dua keuntungan utama sekaligus, yaitu raihan popularitas yang kembali menjulang menjelang kampanye presiden AS serta berkembangnya ekonomi AS yang sebelumnya "kembang kempis" dihantam badai utang. Bahkan kecaman rakyat AS terkait lambannya penarikan tentara Paman Sam di Irak dan Afghanistan, kontan termaafkan!
Tidak seperti saat gambar atau video yang menayangkan Saddam Hussein saat tertangkap, diadili dan digantung, yang dirilis secara besar-besaran, karena mempunyai nilai jual politik amat tinggi, pada kenyataannya mayat Osama bin Laden tidak dirilis oleh Departemen Pertahanan AS.
Gambar mayat Osama bin Laden yang tersebar di dunia maya saat ini, dinilai sebagian besar kalangan hanyalah gambar hoax atau palsu. Apalagi. setelah diberitakan tewas, mayatnya langsung dibawa ke Afghanistan dan pada pukul 02.00 waktu Washington DC, langsung dimakamkan di laut. AS beralasan, tidak ada negara yang mau menerima jenazah bin Laden, lagipula sesuai syariah Islam, tidak boleh jenazah dibiarkan terlalu lama. Tumben sekali AS memikirkan dan mengikuti salah satu syariah Islam.
Tingginya eskalasi politik dunia saat ini, dimanfaatkan dengan baik oleh pihak yang menguasai jaringan komunikasi global, untuk kepentingan kelompok mereka. AS merupakan pemain utama di bidang komunikasi massa, dengan menguasai sebagian besar jaringan media di seluruh dunia, hingga kematian Osama bin Laden bisa "ditimbulkan".
Terlepas dari itu, tidak penting apakah Osama masih hidup atau tidak. Semua orang pasti akan mati, itu sesuatu yang tidak terbantahkan. Yang paling penting adalah, apakah dengan kematian Osama, pihak AS akan menghentikan segala agresi militer dan politiknya di seluruh dunia. Sesuatu yang mungkin kita semua sudah tahu jawabannya, yaitu mustahil.
Dikutip Dari :
rj-aqxa.blogspot.com/2011/05/benarkah-osama-telah-meninggal.html
0 komentar:
Posting Komentar